Rangkuman Materi USBN IPS SMP / MTs 2017 - 2018 - Bagian 2


11. Mendeskripsikan karakteristik samudera Pasifik

a. Samudera terluas di dunia
b. Terdapat titik terendah di permukaan bumi yang terdapat di palung Mariana (kedalaman 11.022m)
c. Sebagai tempat pertemuan antara garis bujur barat dan garis bujur timur sebagai batas penanggalan internasional
d. Di samudera ini banyak terjadi alam El Nino dan La Nina terutama di perairan yang dilintasi garis khatulistiwa
e. Samudra Pasifik berisi sekitar 25.000-an kepulauan (lebih dari jumlah kepulauan yang berada di lautan dunia lainnya jika digabung) yang terbanyak terdapat di sebelah selatan khatulistiwa.
f. Di Samudra pasifik banyak terjadi peristiwa bencana alam, seperti gempa tektonik yang bersumber dari dasar samudra, angin puyuh/badai yang banyak merusak pulau pulau di bagian pantai pasifik, tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi dari dasar laut yang mampu menghancurkan kepulauan dan menghapus seluruh kota-kota pantai.
g. Di Samudra pasifik banyak terdapat gunung api yang terdapat di bawah laut (seamounts)

12. Contoh bentukan muka bumi yang dihasilkan oleh proses sedimen 
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin.
a. Delta
Delta terbentuk di muara sungai, yaitu tempat pertemuan sungai dengan laut. Pada saat aliran sungai mendekati laut, arusnya melemah karena adanya pengaruh gelombang laut, sehingga material yang dibawa aliran sungai mengendap di lokasi ini dan membentuk delta.
Delta yang berkembang luas dapat menyatu dengan daratan sehingga akan menambah luas daratan. Dilihat dari bentuk fisiknya, ada beberapa bentuk delta, yaitu delta kaki burung, delta busur segitiga (kipas), dan delta kapak. 
b. Kipas Aluvial
Kenampakan ini terbentuk di kaki gunung. Pada tempat ini terjadi perubahan kemiringan dari pegunungan ke dataran, sehingga energi pengangkut (air) melemah dan akhirnya material hasil erosi terendapkan. Materi yang terendapkan merupakan aluvium halus. Umumnya terbentuk di antara lembah curam dan sempit.
c. Tanggul Alam
Tanggul alam terbentuk pada waktu terjadi banjir, akibatnya material-material dari air sungai meluap di kanan kiri sungai. Ketika banjir mereda, material tersebut terendapkan di kanan kiri sungai dan lama-kelamaan semakin tinggi menyerupai tanggul.
d. Dataran Banjir
Dataran banjir merupakan dataran rendah di kanan kiri sungai yang terbentuk dari material hasil pengendapan banjir aliran sungai. Pada saat banjir datang, air meluap ke kanan kiri alur sungai. Luapan air ini membawa material sedimen yang kemudian diendapkan di kanan kiri sungai. Proses ini berlangsung lama, hingga terbentuk dataran banjir. 
e. Meander
Meander adalah salah satu bentuk sungai yang khas. Sungai dengan kelokan yang terbentuk dari adanya pengendapan. Meskipun sungai ini banyak terdapat di bagian tengah suatu DAS, bahkan mendekati hilir, tetapi proses pembentukannya dimulai di bagian hulu. Volume air di bagian hulu yang kecil mengakibatkan tenaga yang terbentuk pun kecil. Oleh karenanya sungai akan mencari rute yang paling mudah, yaitu materi batuan yang tidak resistan. 
Di bagian tengah, aliran air mulai melambat karena relief yang datar. Di sinilah pembentukan meander mulai nyata. Proses meander terjadi di tepi sungai baik bagian dalam maupun luar lekukan sungai. Pada bagian sungai yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan, di bagian lain dari tepi sungai yang alirannya lamban akan terjadi pengendapan. Meander terbentuk dari proses ini yang berlangsung secara terus-menerus.
f. Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)
Oxbow lake terbentuk akibat proses sedimentasi yang terjadi pada lekukan sisa sungai meander. Material sedimen yang terangkut oleh aliran sungai diendapkan pada bagian luar cekungan sungai. Proses ini jika berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama, mengakibatkan material sedimen akan memotong alur sungai sehingga alur sungai berubah menjadi lurus. Sementara itu, cekungan alur sungai yang terpotong membentuk genangan air menjadi danau. 
g. Tombolo dan Spit
Tombolo dan spit merupakan kenampakan alam hasil proses sedimentasi di pantai. Tombolo adalah endapan material sedimen yang menghubungkan daratan dengan pulau kecil, sedangkan spit merupakan endapan material sedimen laut di bagian ujung tanjung. Di Indonesia kenampakan tombolo dan tanjung dapat dijumpai di Pulau Bali. Wilayah sempit Jimbaran merupakan tombolo yang menghubungkan Pulau Bali dengan pulau kecil di bagian selatan. 
h. Gumuk Pasir
Gumuk pasir merupakan bentang alam hasil pengendapan oleh angin. Bentang alam ini dapat terbentuk di pantai maupun di gurun. Terbentuk karena adanya akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat sehingga pasir terangkut dan kemudian terendapkan membentuk gumuk pasir. 

13. Dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan upaya penanggulangannya 
a. Dampak positif tenaga endogen;
1) Kawasan tangkapan air hujan, yaitu sustu kawasan yang ditumbuhi tanaman besar yang mampu menyimpan dan menyerap air hujan dan berada di wilayah yang lebih tinggi
2) Sumber bahan tambang dan sumber daya mineral
3) Pusat tenaga listrik
4) Tempat habitat berbagai jenis flora dan fauna
5) Tempat pariwisata dan laboratorium alam

b. Dampak negatif tenaga endogen;
1) Letusan gunung api merupakan bencana bagi masyarakat di sekitar gunung berapi, usaha untuk menanggulangi diantaranya adalah;
a) Pembuatan peta bencana alam gunung berapi yang diharapkan menjadi petunjuk wilayah aman erupsi
b) Pembuatan dam penahan lahar
c) Pengadaan sirine untuk menginformasikan kepada masyarakat dengan segera bila terjadi erupsi gunung berapi
2) Gempa bumi merupakan bencana alam yang dahsyat, upaya mengurangi korban bencana gempa diantaranya adalah;
a) Mitigasi bencana gempa berupa informasi jalur gempa dari para ahli agar penduduk yang berada pada jalur gempa waspada
b) Penduduk di wilayah gempa dihimbau untuk membuat rumah tahan gempa
3) Tenaga endogen menghasilkan lereng-lereng yang curam sehingga tingkat erosi dan longsor lahan tinggi, hal ini merupakan ancaman bagi penduduk yang tinggal di sekitar lereng tersebut.

c. Langkah-langkah penanggulangan dampak negatif tenaga endogen;
1) Daerah yang labil terhadap gerakan kulit bumi tidak boleh dijadikan daerah pemukiman
2) Pembangunan jalan, rel, dan prasarana umum harus melihat dan mengkaji alam untuk menghindari daerah-daerah yang labil.
3) Wilayah yang berdekatan dengan gunung api tidak boleh dijadikan pemukiman
4) Usaha reboisasi dan penghijauan untuk lahan-lahan kritis lebih ditingkatkan
5) Perlu pengamatan yang intensif terhadap gunung api yang aktif
6) Kawasan gas beracun tidak boleh menjadi daerah pertanian dan pemukiman

14. Ciri-ciri negara maju dan berkembang 

a. Ciri-ciri negara berkembang:
1) Sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian dan industri yang berlatar belakang agraris.
2) Pengolahan pertanian masih menggunakan peralatan tradisional.
3) Kualitas sumber daya manusia rendah dengan tingkat kehidupan yang rendah pula.
4) Tingkat pendapatan perkapita penduduk rendah dan belum merata.
5) Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi
6) Belum ada kesetaraan gender, sehingga kedudukan atau status pria dianggap lebih tinggi daripada perempuan.
7) Tingkat pendidikan penduduknya rendah
8) Angka beban ketergantungan masih tinggi
9) Kemiskinan dan pengangguran sebagai dampak sosial masih tinggi
10) Tingkat ketergantungan pada negara-negara maju masih tinggi.

b. Ciri-ciri negara maju
1) Sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor industri dan jasa
2) Pertanian menggunakan peralatan modern
3) Kualitas sumber daya manusia yang tinggi
4) Tingkat pendapatan perkapita penduduknya rata-rata tinggi
5) Laju pertumbuhan penduduk rendah
6) Terdapat kesetraan gender, kedudukan pria dan perempuan sama.
7) Tingkat pendidikan penduduknya tinggi
8) Angka beban ketergantungan rendah
9) Tidak terdapat kemiskinan dan pengangguran
10) Mampu mendominasi kehidupan sosial ekonomi negara-negara berkembang terutama dalam hal modal, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

15. Contoh bentuk kerjasama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara 
kerja sama regional adalah kerja sama antara beberapa negara dalam suatu wilayah atau kawasan yang memiliki tujuan sama. Kerja sama mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
a. ASEAN
Banyaknya kesamaan mendorong bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara membentuk organisasi yang secara khusus melaksanakan kerja sama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Organisasi tersebut adalah ASEAN (Association of South East Asian Nations). ASEAN dibentuk tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, melalui Declaration of Bangkok. 
b. IMT-GT(Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Trangle)
Indonesia, Malaysia, dan Thailand sepakat menjalin kerja sama subregional bidang ekonomi dengan menciptakan "segitiga pertumbuhan". Kerja sama tersebut di pelopori oleh Perdana Menteri Malaysia pada tahun 1993. Daerah kerja sama mencakup daerah semenanjung Malaka (Thailand dan Malaysia) dengan wilayah bagian barat Indonesia. Kerja sama tersebut dinamakan IMT-GT. Beberapa bentuk kerja sama itu meliputi beberapa kegiatan, seperti peleburan aluminium, investasijasa telekomunikasi, perdagangan, dan sebagainya.
c. BDIF- EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Filipina East ASEAN Growth Area)
Kerja sama subregional antara Brunei Darussalam, Indonesia, dan Filipina dengan menciptkan "segitiga pertumbuhan" untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. ,Kerja sama yang dinamakan BDIF-EAGA tersebut bertujuan meningkatkan investasi negara masing-masing.

Kerja sama bilateral
Kerja sama bilateral adalah kerja sama antara dua negara, mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Hubungan ini didasari kesamaan kepentngan dari dua negara bersangkutan. Selain bergabung dalam ASEAN, setiap negara anggota ASEAN juga memiliki kerja sama bilateral. Perhatikan contoh berikut.
a. Kerja sama diplomatik, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan (ekspor-impor) antara Indonesia dengan negara anggota ASEAN. Misalnya antara Indonesia dengan Malaysia, Filipina dengan Singapura, dan lain-lain.
b. Kerja sama bilateral antara Malaysia dengan Singapura yang berperan mendorong kemajuan masing-masing negara. Kedua negara terpisah oleh Selat Johor. Untuk memudahkan aksesibilitas dan komunikasi dibangun jembatan penghubung di Woodlands.
c. Kerja sama bilatral untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan batas negara. Misalnya, Indonesia dan Malaysia mengusahakan batas laut di Selat Malaka, Indonesia dan Timor-Timur di Pulau Timor, dan lain-lain.
d. Kerja sama bilateral untuk menyelesaikan masalah dan perdamaian. Misalnya usaha penghentian penyelundupan di daerah perbatasan Indonesia Timur dan Malaysia. 

16. Karakteristik samudera-samudera di dunia 
a. Samudra Hindia,
Ciri-ciri khusus Samudra Hindia adalah sebagai berikut:
1) Seluruh wilayah Samudra Hindia berada di wilayah Garis Bujur Timur.
2) Di Samudra Hindia jarang terjadi badai besar. Sehingga pelayaran lebih aman.
3) Di Samudra Hindia terdapat pusat tubrukan antara lempeng Asia dan lempeng dasar samudra sehingga sering terjadi gempa bumi yang dirasakan di Indonesia, Iran, India, dan Afganistan.

b. Samudra Pasifik,
Ciri-ciri khusus Samudra Pasifik:
1) Merupakan samudra terluas.
2) Mempunyai palung terdalam, yaitu palung Mariana (11.022 m).
3) Tempat pertemuan arus panas (Kurosyiwo) dan arus dingin (Oyasyiwo). Pertemuan arus panas dan arus dingin baik untuk perkembangbiakan ikan. Tempat pertemuannya adalah di laut Bering.
4) Dasar Samudra Pasifik sering menjadi pusat gempa, yaitu di Jepang Pilipina,pantai Barat Benua Amerika dan Amerika Latin.
5) Samudra Atlantik,

c. Samudra Atlantik 
Ciri-ciri khusus Samudra Atlantik adalah sebagai berikut.
1) Merupakan samudra yang menghubungkan Eropa dan Amerika.
2) Terdapat Segitiga Bermuda (pantai timur Amerika Serikat dan Kepulauan Bermuda) tempat di mana kapal dan pesawat terbang hilang secara misterius.
3) Sebagian besar wilayah Samudra Atlantik berada di Garis Bujur Barat.

d. Samudra Arktik.
Ciri-ciri Khusus Samudra Arktik adalah sebagai berikut.
1) Merupakan samudra paling sempit.
2) Mempunyai suhu permukaan paling dingin dibanding samudra-samudra lainnya karena letaknya paling jauh dari katulistiwa.
3) Tidak dilewati garis katulistiwa.
4) Seluruhnya terdapat di Garis Lintang Utara.

17. Menganalisa kaitan antara kondisi geografis dengan keadaan penduduk 
Kondisi geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk wilayah tertentu. Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan geografisnya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan tersebut sesuai dengan kepentingannya. Adanya keragaman kondisi geografis tiap wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman, tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
a. Kehidupan di Wilayah Pantai
Penduduk yang tinggal di wilayah ini umumnya menyelaraskan dirinya sebagai nelayan. Adapun pola permukiman penduduk di wilayah ini berbentuk permukiman yang tersebar secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai. Di Indonesia, kota-kota pelabuhan yang berkembang pesat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.

b. Kehidupan di Wilayah Dataran Rendah
Penduduk di daerah dataran rendah bertempat tinggal dengan membentuk pola permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar dengan arah jalan dan jalur aliran sungai. Adapun pola pemukiman penduduk di daerah kota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar melingkari pusat-pusat perekonomian.
Di daerah dataran rendah, umumnya bentuk mata pencaharian penduduk lebih berorientasi kepada bidang pertanian khususnya di daerah pedesaan. Kegiatan pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang menghasilkan tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di wilayah-wilayah yang telah maju, telah berkembang pula kegiatan penduduk yang berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan kepariwisataan. Di samping itu, wilayah dataran rendah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.

c. Kehidupan di Wilayah Pegunungan
Penduduk yang berada di lokasi ini ada yang tinggal dengan membentuk pola permukiman terpusat sekitar lokasi wisata dan penambangan, ada pula yang bergerombol di sekitar lokasi tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka selalu mendekati daerah-daerah sumber air. Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang. Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.

18. Faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial budaya 

a. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan
1) Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
2) Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
3) Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
4) Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
5) Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification)
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial ertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para indi idu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
6) Heterogenitas Penduduk
Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahanperubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
7) Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
8) Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.
9) Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.

b. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
1) Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis
2) Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).
3) Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konser atif (kolot).
4) Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
5) Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat (Vested Interest)
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
6) Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.
7) Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
8) Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan. Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.
9) Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya
Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.

19. Mengidentifikasi penyebab perubahan sosial 
Faktor penyebab perubahan sosial dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu factor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (faktor internal) dan faktor yang bersumber dari luar masyarakat (faktor eksternal).

a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yaitu sebagai berikut.
1) Bertambah atau Berkurangnya Penduduk
Bertambahnya penduduk yang sangat cepat, menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama yang menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan
2) Penemuan-Penemuan Baru
Adanya penemuan baru dapat menyebabkan terjadinya perubahan. Proses penemuan baru disebut inovasi. Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dibedakan menjadi dua, yaitu discovery dan invention.
3) Pertentangan (Konflik)
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya .
4) Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi di Dalam Tubuh Masyarakat itu Sendiri
Perubahan dapat terjadi karena adanya pemberontakan oleh kekuatan-kekuatan dalam masyarakat terhadap kondisi yang telah mapan. Sebagai contoh adalah adanya Revolusi Prancis yang merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah yang tertindas terhadap kekuasaan kerajaan yang bertindak sewenang-wenang.

b. Faktor Eksternal 
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat itu. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut.
1) Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia
Perubahan dapat disebabkan oleh lingkungan fisik, seperti terjadinya gempa bumi, taufan, banjir besar, dan lain-lain mungkin menyebabkan bahwa masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru tersebut.
2) Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan perubahan yang sangat besar baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakat.
3) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan budaya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat, mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal-balik, artinya masingmasing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.

20. Bentuk-bentuk interaksi sosial 

a. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat positif, artinya proses interaksi sosial yang cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok. Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain sebagai berikut
1) Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antarindividu ataupun kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya atau orang lain. Kerja sama akan bertambah kuat jika terdapat bahaya bahaya dari luar dan juga tindakan-tindak luar yang menyinggung kesetiaan yang telah tertanam dalam kelompok, dalam diri seseorang, atau segolongan orang-orang. Contohnya, kerja sama antara prajurit dalam satu kesatuan terjalin ketika menghadapi musuh dalam sebuah medan pertempuran. Proses sosial erat kaitannya dengan kerja sama ialah konsensus. Konsensus terjadi kalau dua pihak atau lebih ingin memelihara adanya hubungan dan masing-masing memandang sebagai kepentingan sendiri. Dalam mengadakan konsensul dapat muncul jika anggota kelompok mempunyai perbedaan pendapat. Dalam konsensus, pertentangan kepentingan terlihat nyata, tetapi tidak sebesar di konflik. Bentuk-Bentuk Kerja Sama - Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki bentuk-bentuk antara lain lain sebagai berikut
a) Kerukunan atau gotong royong ialah bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berkaitan langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam gotong royong.
b) Bargaining, yaitu kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun jasa dua organisasi ataupun lebih
c) Kooptasi, yaitu prosedur penerimaan unsur-unsur baru di kepemimpinan dan pelaksanaan ketatanegaraan organisasi sebagai satu-satunya tips untuk menghindari adanya konflik yang dapat mengguncang organisasi
d) Koalisi, adalah kombinasi yang dilakukan dari dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama. Koalisi menghasilkan keadaan dengan tidak stabil karena ke-2 organisasi memiliki struktur tersendiri.
e) Joint-venture, adalah bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus, seperti pengeboran minyak dan juga perhotelan.

2) Akomodasi (accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia dengan semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi ketegangan. Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Akomodasi seringkali merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara menghargai kepribadian yang berkonflik ataupun paksaan (tekanan). Bentuk-Bentuk Akomodasi - Akomodasi sebagai proes mempunyai beberap bentuk antara lain sebagai berikut
a) Koersi adalah bentuk dari akomodasi yang berlangsung karena paksaan kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi suatu kelompok atas kelompok lain. Contohnya sistem rezim (pemerintahan) totaliter.
b) Kompromi adalah bentuk dari akomodasi yng pihak-pihak terlibat perselisihan saling meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian. Sikap dasar kompromi adalah semua pihak bersedia merasakan dan memahami keadaan pihak lain. Contohnya: perjanjian gencatan senajata antara kedua negara yang sedang terlibat perang.
c) Arbitrase adalah bentuk akomodasi yang terjadi apabila terdapat pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Maka dari itu diundanglah kelompok ketiga yang tidak berat sebelah (netral) untuk mengusahakan penyelesaian. Pihak ketiga tersebut berasal dari badan yang berwenang. Contohnya: penyelesaian pertentangan antara pengusaha dan serikat buruh diselesaikan melalui arbitrase (pihak ketiga yang netral).
d) Mediasi adalah pihak ketiga untuk penengah atau juru damai. Keputusan berdamai tergantung pihak-pihak yang betikai. Contohnya: mediasi pemerintah Republik Indonesia untuk mendamaikan faksi-faksi yang bersilih di kamboja.
e) Konsiliasi ialah upaya mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk tercapainya suat persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat lebih lunak dan membuka kesempatan mengadakan asimilasi. Contohnya, panitia tetap penyelesaian masalah ketenagakerjaan mengundang perusaan dan wakil karyawan untuk menyelesaikan masalah.
f) Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena tanpa disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan.
g) Stalemate adalah bentuk dari akomodasi yang terjadik ketika kelompok terlibat pertentangan dengan kekuatan seimbang. Dengan kesadaran ke-2 belah pihak maka tidak ada yang maju ataupun mundur sehingga pertentangan akan berhenti dengan sendirinya.

3) Asimilasi (assimilation) 
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, prosedur asimilasi akan timbul bila ada kelompok-kelompok yang mempunyai perbedaan kebudayaan. Kemudian, individu-individu dalam kelompok tersebut berinteraksi secara langsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan menyesuaikan diri.Dalam asimilasi|penyerapan terjadi proses identifikasi diri dengan kepentingan-kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila dua kelompok atau dua orang berbuat asimilasi, maka batas-batas antarkelompok akan hilang dan keduanya melebur menjadi satu kelompok baru. Faktor-Faktor Mempermudah/Mendorong Asimilasi - Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi ialah 
a) Sikap toleransi
b) Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi (tiap-tiap individu mendapat kesempatan yang serupa untuk mencapai kedudukan khusus atas dasar kemampuan & jasanya)
c) Sikap menghargai orang-orang asing dan kebudayaannya
d) Tingkahlaku yang terbuka dari golongan penguasa dalam masyarakat
e) Adanya Persamaan pada unsur kebudaaan
f) Perkawinan campuran (amalgamasi)
g) Adanya musuh bersama dari luar.

Faktor-Faktor Penghalang/Penghambat Asimilasi - Sebaliknya, faktor-faktor yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut
a) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat. Misalnya, orang indian di Amerika Serikat yang diharuskan bertempat tinggal di wilayah-wilayah khusus (reservation).
b) Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi
c) Memiliki perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
d) Terdapat perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lain.
e) Terdapat perbedaan warna kulit atau ciri-ciri badaniah.
f) Terdapat in group feeling yang kuat. Artinya, adanya suatu perasaan yang kuat bahwa individu terikat di dalam kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan
g) Terdapat gangguan golongan minoritas terhadap golongan yang berkuasa. Contoh, perlakuan kasar terhadap orang-orang jepang yang tinggal di Amerika Serika sesudah pangkalan Armada Laut Amerika Serikat Pearl Harbor diserang secara mendadak oleh tentara Jepang pada tahun 1941.
h) Memiliki perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.

4) Akulturasi (Aculturation)
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kultur suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asli. Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan kedua kebudayaan dalam waktu lama. Unsur kebudayaan asing sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi, selanjutnya diolah tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli sebagai penerima.
Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia kemudian menciptakan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu
Musik Melayu bertemu dengan musik portugis dibawa oleh para penjajah menghasilkan musik keroncong

b. Interaksi Sosial Disosiatif 
Interaksi sosial disosiatif disebut juga dengan oposisi, yang artinya interaksi sosial yang menjurus kepada konflik dan menciptakan kerenggangan dalam berinteraksi. Interaksi sosial disosiatif dibedakan menjadi beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut
1) Persaingan (competition) 
Persaingan merupakan proses sosial ketika terdapat ke-2 pihak atau lebih saling berlomba melakukan sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingn terjadi jikalau beberapa pihak menginginkan sesuatu dengan jumlah yang terbatas ataupun menjadi pusat perhatian umum. Seperti, ribuan remaja bersaing agar masuk jajaran 12 besar penyanyi idola. Persaingan dilakukan atas norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku di masyarakat tersebut. Kemungkin kecil, persaingan menggunakan kekerasan ataupun ancaman. Jadi, dapat disebut bahwa persaingan dilakukan dengan sehat atau sportif. Persaingan disertai dengn kekerasan, bahaya, atau keinginan untuk merugikan pihak lain, hal ini dinamakan dengan persaingan tak sehat dan bukan lagi disebut dengan persaingan akan tetapi telah menjurus kepada permusuhan atau persengketaan.Hasil dari persaingan harus diterima dengan kepala dingin, tanpa dendam sedikit pun. Mulai dari awal, Setiap pihak yang bersaing menyadari akan ada yang menang dan kalah. Macam-Macam Contoh Persaingan - Perhatikan beberapa contoh persaingan berikut ini
a) Contoh persaingan pada bidang ekonomi: persaingan antara produsen barang sejenis dalam merebut pasar yang terbatas
b) Contoh persaingan dalam sesuatu kedudukan: persaingan untuk menduduki jabatan strategis
c) Contoh persaingan dalam hal kebudayaan: persaingan dalam penyebaran ideologi, pendidikan, dan unsur kebudayaan yang lain.

Fungsi Persaingan - Persaingan memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut.
a) Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yag sama-sama menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi seluruhnya secara serentak. Contohnya, membangun jalan desa atau memperbaiki pos keamanan di permukiman.
b) Menyalurkan kepentingan dan nilai dalam masyarakat, paling utama kepentingan dan nilai dengan menimbulkan konflik. Contohnya, dalam Provinsi Aceh warganya tak boleh berpakaian minim ataupun pendek, mereka harus berpakaian islami.
c) Menyeleksi individu dengan pantas memperoleh kedudukan dan peran yang sesuai secara kemampuannya.

2) Kontravensi 
Kontravensi adalah sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak adanya perselisihan (konflik) terbuka. Kontravensi merupakan proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan dengan tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab kontravensi adalah perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dan pendirian kalangan lainnya dalam masyarakat ataupun dapat juga pendirian menyeluruh masyarakat.
Macam-Macam Bentuk Kontrakvensi 
a) Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, protes, perlawanan, gangguan, dan mengancam pihak lawan.
b) Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di depan umum.
c) Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desas-desus.
d) Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.
e) Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan kelompok lawan provokasi dan intimidasi.

3) Pertikaian 
Pertikaian adalah proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena adanya perbedaan yang semakin tajam antara kalangan tertentu dalam masyarakat. Kondisi perbedaan yang semakin tajam mengakibatkan amarah dan rasa benci yang mendorong adanya tindakan untuk melukai, menghancurkan, atau menyerang pihak lain. Jadi, pertikaian muncul apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain lewan ancaman atau kekerasan.

4) Pertentangan atau konflik (conflict) 
Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Konflik biasa terjadi dengan disertai ancaman atau kekerasan. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perasaan individu, kebudayaan, kepentingan baik kepentingan individu maupun kelompok, dan terjadinya perubahan-perubahan sosial yang cepat dengan menimbulkan disorganisasi sosial.
Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan karena keinginan-keinginan individu tidak dapat diakomodasikan. Akibatnya, tiap individu atau kelom berusaha menghancurkan lawan dengan ancaman atau kekerasan. Pertentangan kebanyakan yang berperan adlaam perasaan. Persaan dapat mempertajam adanya perbedaan sehingga kedua pihak berusaha saling menghancurkan. Contohnya perasaan yang menimbulkan konflik adalah benci, iri dan sentimen. Pertentangan tidak selalu bersifat negatif. Pertentangan menjadi alat untuk menyesuaikan norma-norma yang telah ada sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pertentangan juga menghasilkan suatu kerja sama karena kedua pihak saling introspeksi untuk mengadakan perbaikan-perbaikan. Contoh dampak positif pertentangan (konflik) adalah perombakan aturan-aturan yang membatasi hak politik warga negara di masa Orde Baru.

Bentuk-Bentuk Pertentangan - Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus antara lain sebagai berikut
a) Pertentangan pribadi, adalah individu yang sejak mereka mulai berkenalan sudah tidak slaing menyukai. Awal buruk dikembangkan akan menimbulkan kebencian. Masing-masing pihak akan berusaha menghancurkan pihak lawan. 
b) Pertentangan rasial, adalah pertentangan yang terjadi karena kepentingan kebudayaan. Keadaan bertambah buruk jika terdapat salah satu ras yang menjadi golongan minoritas. 
c) Pertentangan antarkelas sosial, adalah pertentangan yang terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan, misalnya perbedaan kepentingan antara majikan dan buruh. 
d) Pertentangan politik. adalah pertentangan yang terjadi antargolongan dalam masyarakat antara negara-negara berdaulat. Contohnya, pertentangan yang terjadi antarpartai poltiik menjelang pemilu atau pertentangan antarnegara. 
e) Pertentangan yang bersifat internasional, adalah pertentangan yang disebabkan oleh kepentingan yng lebih luas menyangkut kepentingan nasional dan kedaulatan masing-masing negara. Jika terdapat pihak yang tak dapat mengendalikan diri, maka akan terjadi peperangan. 


1 comment: