Bersepeda Ke Bendungan Pamarayan

Bermula dari iseng - iseng buka aplikasi olx.co.id, tertarik untuk memiliki sebuah sepeda gunung. Betapa tidak, sudah lama sekali tidak berolahraga. Namun sayang, harga sepeda - sepeda yang ditayangkan pada semua iklan termasuk kategori mahal untuk ukuran kantong saya. Sampai pada suatu hari, tampillah iklan sepeda yang menurut saya relatif murah. Dengan berbekal hanya 1,4 jt, saya akhirnya saya mendapatkan sepeda Pasifik Invert dari olx.com. Lumayanlah buat goweser pemula seperti saya.
sepeda second dari olx.co.id
Pada mulanya saya coba gowes dari rumah ke tempat kerja saya yang tidak terlalu jauh. sebagai pemula, perjalanan tersebut lumayan melelahkan. Tapi bikin ketagihan, membuat saya ingin mencoba tantangan yang lebih. Sehingga pada akhirnya bersama rekan, pada hari libur kami memutuskan melakukan uji coba touring ke wilayah Pamarayan. Jarak perkiraan dari lokasi berangkat kurang lebih15 km.

Rute Cikeusal Pamarayan
Perjalanan saya mulai dari Desa Sukaratu pukul 07.00 WIB. Dengan persiapan seadanya, saya bersama satu orang rekan lain berangkat menuju Pamarayan melalui jalur Panosogan. Baru beberapa kilometer gowes, kami tampak mulai kelelahan sehingga beristirahat sebentar di lokasi PDAM Kab. Serang yang ada diwilayah Panosogan.



Setelah dianggap cukup, akhirnya kami lanjutkan perjalanan. Kurang lebih satu jam kemudian, akhirnya kami sampai di Bendungan Pamarayan. Kami pun beristirahat sambil menikmati semangkuk bubur.
Makan bubur dulu - asli recomnded nih tukang bubur, enaak...

Dilanjutkan menikmati keindahan Bendungan Pamarayan. Lumayan menyejukan mata, hati dan pikiran.




Melihat begitu kokohnya bendungan Pamarayan, terlintas pertanyaan tentang bagaimana sejarah bendungan tersebut. Setelah googling, saya tahu sejarah bendungan tersebut sebagai berikut.
Bendungan Lama Pamarayan
Bendungan Baru Pamarayan
Bendungan baru Pamarayan, dibangun pada tahun 1997 untuk menggantikan bendungan lama akibat pada tahun 1994 bendungan lama mengalami kerusakan berat.

Bendungan Pamarayan Lama sendiri adalah sisa dari kolonial Belanda. Bendungan tersebut dibangun pada masa berlakunya politik etis yang dipelopori oleh C. Th. van Deventer yang membuka mata pemerintah kolonial untuk memperhatikan nasib penduduk pribumi. Politik etis atau disebut juga Trias Van deventer terdiri dari Irigrasi, Emigrasi dan Edukasi. Pembangunan bendungan Pamarayan adalah bagian dari irigrasi. Bendungan ini dibangun pada tahun 1901 pada saat berlakunya politik etis dan selesai di bangun pada tahun 1914 dan efektif digunakan pada tahun 1918.

Sebelum dibangunnya bendungan Pamarayan, pada abad ke -17, Sultan Ageng Tirtayasa sudah membangun jaringan irigasi kecil yang disebut Kanal Sultan. Kanal sultan bersumber dari kali Cidurian untuk mengairi daerah Tanara. Selain Kanal Sultan, terdapat juga irigasi lain yang bersumber dari sungai lain seperti Cibongor, Cicauk Cisaid, Ciwaka dan Cipare. Namun demikian, saluran irigrasi ini hanya mampu mengairi sebagian kecil persawahan, sebagian besar masih mengandalkan sistem tadah hujan. Sehingga pada masa Ratu Wilhelmia dan politik etis, saluran irigrasi tersebut diperbaiki dengan dibangunnya Bendungan Pamarayan lama.

Bendung Pamarayan lama mempunyai bagian bangunan antara lain, saluran irigrasisepanjang ratusan meter yang dilengkapi dengan pintu air berukuran raksasa dengan diameter setiap pintu mencapai 10 meter lebih yang merupakan bagian utama. Selain itu, bendungan Pamarayan lama juga memiliki dua menara yang terletak disisi kiri dan kanan bendungan. Untuk menggerakan setiap pintu air yang dibuat dari baja tersebut, pemerintah Belanda menggunakan rantai mirip rantai motor yang berukuran besar. Sepuluh rantai dikaitkan pada roda gigi elektrik yang terletak dibagian atas bendungan. Roda - roda gigi yang berfungsi untuk menggerakan pintu air berjumlah puluhan di adalam 30 bok tipe 1, 2, dan 3 (berukuran sedang) dan roda gigi tipe 4 dan 5 (berukuran besar). Setidaknya terdapat 20 as kopel berdiameter 7 cm dan panjang 1, 5 m sebagai penghubung roda gigi disetiap pintu air.

Nama Pamarayan sendiri berasal dari kata "pamayaran" yang berarti tempat untuk membayar upah para pekerja yang membangun bendungan tersebut. Lambat laun, kata pamarayan mengalami perubahan sedikit demi sedikit menjadi Pamarayan.

Setelah mengalami renovasi, saat ini Bendungan Pamarayan berfungsi menjadi penyedia jaringan irigrasi yang mengairi ribuan hektar persawahan, juga sebagai pengendali banjir diwilayah Kabupaten Serang. Tidak hanya itu, bendungan baru yang ada sekarang juga ramai dikunjungi dan dijadikan objek wisata bagi masyarakat lokal. Terlebih pada saat adanya tradisi "Jebolan", yaitu dibukanya seluruh pintu bendungan sehingga banyak ikan yang "mabok" dan mudah untuk ditangkap dengan berbagai ukuran dan jumlah yang banyak. Sehingga, pada setiap prosesi bedolan, ribuan orang akan berkunjung ke Bendungan Pamarayan untuk menangkap ikan. Bedolan sendiri dilakukan setiap satu tahun sekali biasanya pada bulan Oktober.

Setelah puas menikmati Bendungan Pamarayan dan belajar tentang sejarahnya, kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Jalur yang dilalui berbeda dengan jalur berangkat yaitu melalui daerah Pasirmanggu. Setelah menempuh perjalanan yang begitu melelahkan, akhirnya kami pun pulang dengan selamat. Bagi saya, perjalanan ini cukup berkesan, selain sehat, bisa merefresh otak, juga penuh dengan pengetahuan. Siap untuk edisi gowes selanjutnya, semoga saja kuat hehe...

No comments:

Post a Comment