Beberapa Alasan Mengapa Guru Memilih Menyusun Laporan PTK Dalam Publikasi Ilmiah

Sebaga tenaga profesional, publikasi ilmiah menjadi kewajiban bagi guru. Seperti pada tulisan terdahulu (lihat Jenis Publikasi Ilmiah), banyak jenis publikasi ilmiah yang bisa dijadikan pilihan guru. Dan salah satunya adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.
Pembelajaran dikelas

Saat ini, PTK menjadi primadona bagi guru dalam melaksanakan publikasi ilmiah. Selain karena dekat dengan pekerjaan utama guru, ternyata banyak alasan lain mengapa guru - guru lebih senang terhadap PTK dibanding jenis publikasi ilmiah yang lain. Berikut beberapa alasan mengapa memilih menyusun Laporan PTK dibanding jenis yang lain :

PTK Lebih Dekat Dengan Pekerjaan Guru

Menurut Undang - Undang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkjan, melatih, menilai, dan mengevaluasi  peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam melaksanakan tugas tersebut, tentu guru akan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang harus diselesaikan. Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, guru melakukan berbagai tindakan yang dianggap perlu baik direncanakan atau tidak. Nah, jika tindakan - tindakan yang dilakukan tersebut dibakukan ke dalam sebuah penelitian, maka itulah yang disebut dengan PTK. Jadi sederhananya, PTK hadir sebagai solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan tugas guru.

Penelitian PTK Relatif Lebih Mudah Dibandingkan Jenis Penelitian Yang Lain

Walau pun PTK termasuk kategori karya ilmiah, tetapi sebagian peneliti menggolongkan PTK baru setengah penelitian ilmiah dengan berbagai argumen. Terlepas dari itu, PTK tetap dapat diakui sebagai karya ilmiah yang dapat memperoleh angka kredit. 
Karena masih setengah penelitian ilmiah, penyusunan laporan PTK relatif lebih mudah dibanding penelitian lain karena hanya mengungkapkan pengalaman atas tindakan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Guru hanya mengungkapkan tindakan - tindakan yang ia lakukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Tindakan - tindakan tersebut ia lakukan pada saat ia berinteraksi dengan siswa di kelas. Tindakan  yang ia lakukan di analisa melalui proses evaluasi yang kemudian direfleksikan pada pilihan tindakan pada pertemuan selanjutnya. Demikian seterusnya sampai dianggap bahwa tindakan tersebut dianggap berhasil. 

Angka Kredit PTK Cukup Besar

Angka kredit untuk PTK yang sudah diseminarkan di sekolah peraturan menteri pendidikan nasioanl nomor 35 tahun 2010 adalah 4. Angka ini cukup besar dibanding jenis publikasi ilmiah yang lain dengan kategori yag lebih sulit semisal buku BNSP, modul, diklat dan lain sebagainya. Jadi, dengan melihat mudahnya menyusun PTK dan angka kredit yang cukup besar, maka PTK menjadi begitu seksi di mata guru - guru. 

Kebanyakan Pengawas Menganjurkan PTK Dibandingkan Penelitian Lain

Berdasarkan pengalaman saya sebagai guru, ketika supervisi dilakukan oleh pengawas, mereka lebih sering menganjurkan untuk melakukan penelitian berupa PTK. Hal ini mungkin karena PTK seperti yang diungkapkan pada alasan sebelumnya yaitu berhubungan langsung dengan tugas pokok guru. Mereka menghendaki peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru sebagai implikasi dari penelitian tersebut. 

Penelitian PTK Tidak Mengganggu Tugas Guru

Karena penelitian dilakukan pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran, tentu saja tugas guru tidak akan terganggu. Penelitian ini seperti menyelam sambil minuma air. Penelitian jadi, pembelajaran menjadi lebih baik.

Biaya Penyusunan PTK Relatif Lebih Murah

Karena penelitian dilakukan dilokasi sendiri, tentu biaya penelitian akan semakin murah dibandingkan dengan penelitian ditempat lain. Biaya akan dibutuhkan hanya untuk keperluan ATK dan instrumen penelitian saja.

Demikian beberapa alasan mengapa guru lebih senang memilih PTK sebagai pilihan Publikasi Ilmiah yang ia lakukan.
Semoga bermanfaat
Allahualam

Contoh Laporan PTK IPS (Upaya Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi Berupa Internet Sebagai Media Pembelajaran Pada Pembelajaran IPS di SMPN 1 Cikeusal)

Berikut ini adalah contoh Laporan PTK yang sudah jadi. Sekali pun Laporan PTK ini belum sempurna, ini bisa dijadikan contoh sebagai dasar pembuatan Laporan PTK bagi pemula.
Untuk sistematika bisa disesuaikan apakah akan dibuat menjadi empat bab atau lima bab.

Pembelajaran Aktif
PTK yang berjudul "UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI  DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI BERUPA INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL  DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 CIKEUSAL" merupakan laporan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cikeusal dengan objek penelitian adalah siswa kelas 9E yang terdiri dari 39 siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa :
  1. Penggunaan teknologi informasi berupa internet sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran IPS di SMPN 1 Cikeusal. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan skor partisipasi pada pra siklus meningkat cukup signifikan pada siklus terakhir penelitian.
  2. Penggunaan teknologi informasi berupa internet sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata – rata pada pra siklus yang hanya mencapai skor 40 meningkat signifikan menjadi 80 pada siklus terakhir penelitian ini.
  3. Penggunaan teknologi informasi berupa internet sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi belajar maupun hasil belajar siswa. Hal ini terbukti bahwa skor keduanya mengalami peningkatan yang signifikan dari pra siklus menjadi siklus terakhir penelitian. 


Untuk Laporan PTK yang lengkap silahkan download link di bawah ini :

BAGIAN AWAL LAPORAN PTK

BAGIAN ISI LAPORAN PTK

BAGIAN AKHIR LAPORAN PTK


Mangga di lihat laporan PTK di atas, semoga bisa dijadikan acuan. 
Semoga bermanfaat

Daftar Contoh Judul PTK

Berikut ini adalah contoh judul PTK yang mungkin bisa menginspirasi proses menyusun laporan PTK yang akan anda buat. Judul - judul ini saya ambil dari e-jurnal.com. Inilah contoh judul PTK :

  1. Peningkatan Pembelajaran IPA Dengan Aplikasi Model Research Based Learning Melalui Lesson Study Di Sekolah Dasar 
  2. Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Sosial Melalui Penerapan Metode Pemberian Tugas Kelompok
  3. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Problem Solving Pada Siswa Sekolah Dasar
  4. Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggiring Bola Kaki Bagian Dalam
  5. Peningkatan Pemahaman Konsep Ibadah Ghairu Magdah Dengan Menerapkan Model Experiental Learning
  6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Take And Give
  7. Peningkatan Kemandirian dan Hasil Bel;ajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Di Kelas V SD Swasta Setiabudi Abadi Perbaungan
  8. Pengaruh Pendsekatan Saintifik Dan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar IPA
  9. Penerapan Siklus Belajar Berbasis Tri Pramana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD
  10. Penerapan Model Pembelajaran Iquiry Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktifitas  Dan Hasil Belajar IPA Kelas V SD
  11. Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Alat Peraga Kelistrikan Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Prakarya dan Kewirausahan Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Singaraja Tahun 2014 / 2015
  12. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Akuntansi Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Modul
  13. Penerapan Model Pemebalajaran Koperatif Tipe Team Assisted Individualization Berbantuan Lembar Kerja Siswa   Terstruktur Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
  14. Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran IPS Kelas IV SD
  15. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Quantum Teaching Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Prakarya dan Kewirausahaan
  16. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Metode Brainstorming
  17. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Dengan Tema Cita - citaku Melalui Metode Discovery
  18. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Group Resume
  19. Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Pada Praktek Pemasangan Instalasi Listrik Penerangan Bangunan Sederhana Kelas X TITLDi SMK Negeri Singaraja Guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
  20. Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa VII-5 SMP Lab UndikhsaSingaraja Melalui Model Talking Stick
Masih banyak ratusan contoh judul PTK lainnya yang mungkin bisa menginspirasi ketika menyusun PTK. Silahkan klik sendiri e-jurnal.com

Semoga bermanfaat 

Merumuskan Latar Belakang Dalam Menyusun Laporan PTK

Undang - undang Guru dan Dosen menuntut agar guru menjadi profesional. Bentuk profesionalisme ditandai dengan adanya sertifikat pendidik. Sebagai tenaga profesional, tugas guru pun bertambah, salah satunya adalah melaksanakan publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah menjadi kewajiban bagi guru karena akan berimplikasi kepada kenaikan pangkat guru yang bersangkutan. Terdapat beberapa jenis publikasi ilmiah yang bisa dibuat guru dan mendapat angka kredit (Lihat Jenis Publikasi Ilmiah dan Angka Kreditnya) . Dari berbagai karya ilmiah yang bisa dibuat guru, yang menjadi primadona saat ini adalah penelitian ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Kenapa PTK? Karena karya ilmiah ini berhubungan langsung dengan tugas keseharian guru dalam meningkatkan kualitas atau mutu pembelajaran di sekolahnya.
Terkait dengan penyusunan PTK, faktanya tidak semua guru mampu menyusun PTK dengan baik. Alhasil, beberapa oknum guru melakukan tindakan tidak terpuji dengan memanfaatkan joki pembuatan PTK dalam melengkapi syarat kenaikan pangkat. Ini nyata, tapi mudah - mudahan itu hanya sebagian kecil oknum guru. Saya yakin, mayoritas guru Indonesia adalah guru yang profesional dan pantang melakukan hal yang tidak terpuji seperti itu.
Mengapa sebagian guru sulit untuk membuat karya ilmiah? Jawabannya sederhana, karena mereka belum terbiasa. Pasalnya, budaya menulis dikalangan guru masih sangat rendah. Hal ini terjadi karena dimasa lalu, guru tidak dituntut untuk melakukan peningkatan kualitas diri dengan cara menulis karya ilmiah. Berbeda dengan sekarang yang mewajibkan guru untuk terus meningkatkan kompetensi dirinya termasuk dalam hal menulis.
Selanjutnya pada saat tersadar untuk memulai menulis, biasanya mereka kebingungan harus memulai dari mana. Kebingungan terjadi karena tidak arahan yang jelas misal dari para pengawasnya. Standar baku seperti apa dalam menyusun PTK yang terkadang guru tidak mengetahuinya. Jika menggunakan kriteria pada saat kuliah dulu, ada pertanyaan dalam benak guru, apa mungkin sama seperti yang dikehendaki dalam penyusunan PTK sekarang. Seharusnya, dinas terkait pro aktif memberikan bimbingan yang jelas tentang penyusunan karya ilmiah, bukan hanya dalam tataran teoritis atau sosialisasi yuridis, tapi lebih kepada bimbingan teknis. Kalau perlu dibuatkan buku pedoman bagi guru tentang tata cara penulisan karya ilmiah yang benar. Tujuannya adalah agar terjadi keseragaman dari sisi sistematika dan teknis penulisan meskipun kontennya pasti sangat beragam. Dinas juga bisa mengarahkan tema penelitian yang bisa dipilih oleh guru. Berikutnya, bimbingan teknis atau lebih kepada tutorial penyusunan karya ilmiah bagi guru perlu digalakan. Sekali lagi bukan pada tataran teoritis, tapi lebih kepada tataran praktis seperti workshop dan sejenisnya.
Tulisan ini bukan bermaksud menghakimi siapa pun. Saya hanya ingin mengajak rekan guru untuk memulai menulis, terutama menulis karya ilmiah berupa PTK. Pada tulisan terdahulu saya sudah memberikan gambaran atau panduan praktis dalam menyusun laporan PTK. Sekarang kita fokuskan untuk belajar bagaimana menyusun latar belakang masalah karena dari sini lah kita akan memulai penelitian kita.

Ingat Kembali

Langkah pertama dalam menyusun latar belakang masalah adalah mengingat kembali segala sesuatu yang sudah dilakukan selama pembelajaran di sekolah. Apakah ada yang salah? Apakah tidak sesuai dengan harapan anda? Mungkin terkait dengan pengelolaan kelas, media yang digunakan saat pembelajaran, metode yang dipakai, atau hal - hal yang bersifat intruksional lainnya. Jika iya, inilah yang disebut dengan masalah. Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Jika anda sudah menemukan masalah anda, selamat, anda siap untuk melakukan penelitian. Penelitian seperti apa? Penelitian dalam rangka menjawab dan memecahkan masalah yang anda miliki.

Tuliskan Masalah Yang Ada

Berapa banyak masalah yang anda hadapi? Sedikit, sedang atau justru sangat banyak?. Nah, sekarang tuliskan dalam selembar kertas masalah - masalah yang muncul dalam perenungan tadi. Tuliskan sebanyak - banyaknya. Semakin banyak semakin baik. Jangan katakan bahwa anda tidak memiliki masalah, saya yakin semua pasti memiliki masalah di kelas atau sekolah. Tapi, tidak sedikit guru yang tidak menyadarinya. Sekarang saatnya kita pikirkan dan langsung tuliskan masalah - masalah yang kita hadapi. Ambil pulpen, segera tulis sebelum lupa. Bingung bagaimana menulis masalah yang dihadapi? Coba tulis apa yang kita inginkan, dilanjutkan dengan apa yang terjadi. Kita lihat contoh :
- Hasil belajar siswa harusnya tinggi atau minimalnya di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), tapi kenyataannya hasil belajar siswa masih rendah
- Seharusnya ketika pembelajaran siswa berpartisipasi aktif di kelas, tapi kenyataannya siswa yang di ajar begitu pasif
- Siswa diharapkan bisa membuat karangan dengan baik, tapi kebanyakan siswa begitu kesulitan dalam menulis sebuah karangan
- Dalam materi tertentu siswa dengan mudah menguasainya, tapi dalam materi yang lain mereka mengalami kesulitan dll.
Saya yakin masih banyak masalah yang dihadapi guru di kelas atau sekolah. Tulis semua jangan sampai ada yang terlewat. Minimal anda menuliskan sepuluh masalah dalam langkah ini.

Fokuskan Masalah

Dari daftar masalah yang sudah ditulis, manakah masalah yang harus segera diselesaikan? Pilih salah satunya. Misal kita pilih tentang rendahnya hasil belajar siswa. Setelah kita fokus pada satu masalah, sekarang pikirkan berbagai alternatif pemecahan masalah. Misal, jika hasil belajar rendah, berarti kita ingin meningkatkan hasil belajar tersebut. Hasil belajar tersebut dapat meningkat dengan berbagai pendekatan, apakah dengan mengganti metode pembelajaran, apakah memanfaatkan media atau strategi lainnya. Buatlah daftar alternatif pemecahan masalah. Pilih alternatif yang terbaik.
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, selamat, anda sekarang sudah memiliki judul PTK. Perhatikan contoh berikut :
Masalah yang dihadapi adalah masih rendahnya hasil / prestasi belajar IPS pada materi tertentu yang terbukti dengan skor ulangan harian yang masih banyak dibawah KKM. Alternatif masalah yang dipilih misalnya adalah dengan memanfaatkan situs blogspot sebagai media pembelajaran. Maka sekarang kita dapat merumuskan Judul PTK sebagai berikut : "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Negara Maju dan Berkembang Dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berupa Situs Blogspot Pada Siswa Kelas 9A SMPN 1 Cikeusal".

Mulailah Menulis Latar Belakang Masalah

Setelah memfokuskan pada satu masalah dan alternatif pemecahannya, saatnya kita menulis paragraf latar belakang penelitian.  Disini biasanya guru bingung mengawali tulisannya. Tentang kata atau kalimat apa yang akan dijadikan pembuka pada tulisan tersebut. Ini wajar, hal ini sering dialami oleh mereka yang tidak terbiasa menulis sebuah karangan. Lalu bagaimana solusinya? Ambil pulpen atau siapkan komputer/laptop, tulis kata yang ada dipikiran anda. Tuliskan saja dengan sesuka hati. Biarkan kalimatnya berantakan. Biarkan tulisannya kacau. Tulis saja. Ayo tuliskan satu atau dua buah kalimat sebagai pembuka. Lihat keajaibannya, ide akan muncul seiring anda mulai menulis. Langsung tuliskan ide tersebut.  Terus tulis tentang banyak hal yang ingin anda tulis. Jangan takut akan ada yang menghakimi, biarkan anda menulis secara lepas tentang yang ingin anda tulis.
Sekarang lihat, sudah berapa kalimat yang anda tulis. Lihat luar biasanya kemampuan anda menulis. ternyata anda mampu menulis bukan? Berikutnya kita coba perbaiki tulisan kita tersebut. Mulai dengan menceritakan harapan - harapan yang diamanatkan perundangan misalnya, harapan - harapan secara teoritis dan lain sebagainya. Satu paragraf sudah selesai, lanjut paragraf berikutnya. Tuliskan kenyataan atau fakta - fakta baik dari media masa, dari penelitian terdahulu, atau bahkan,dari keseharian yang kita hadapi. Rangkailah kalimat untuk menceritakan hal tersebut. Yes, paragraf dua sudah selesai. 
Lanjut paragraf berikutnya. Tuliskan bagaimana seharusnya atau bagaimana menyelesaikan masalah yang ada diparagraf sebelumnya. Ide untuk menulis dari alternatif memecahan masalah yang sudah diidentifikasikan sebelumnya. Paparkan dalam rangkaian kalimat alternatif - alternatif tersebut hingga pada kesimpulan untuk memilih satu alternatif.
Tulisan dilanjutkan dengan mengungkapkan berbagai teori yang mendukung pemilihan alternatif pemecahan masalah yang kita pilih. Kutip berbagai pendapat, fakta atau hasil penelitian yang mendukung alternatif tersebut. Kutiplah sebanyak yang anda tahu atau setidaknya satu landasan teoritis anda ungkapkan.
Lihat, beberapa paragraf sudah dibuat. Lanjtukan dengan mengambil kesimpulan pada suatu hipotesis bahwa alternatif tersebut dapat memecahkan masalah yang kita hadapi. Akhiri tulisan latar belakang dengan kalimat bahwa anda tertarik melakukan penelitian tentang suatu hal berikut penyelesaian masalahnya. Dan, latar belakang penelitian pun akhirnya sudah jadi.

Review Kembali

Setelah rangkaian paragraf tersaji dalam sebuah tulisan latar belakang masalah, saatnya melakukan finishing. Baca kembali rangkaian kata, kalimat dan paragraf yang sudah anda tulis secara perlahan. Lihat kejanggalan - kejanggalan dalam penulisan. Lihat urutan logis antar kalimat. Perbaiki apa yang masih kurang. Tambahkan kalimat atau kata jika perlu. Perbaiki teknis penulisannya sesuai aturan yang berlaku. Setelah melakukan editing di atas, baca lagi untuk kedua kalinya. Akhirnya Latar Belakang Masalah sudah jadi. Selamat. Kita lanjutkan pada Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan lain sebagainya dalam Bab I Pendahuluan. Ini akan dibahas pada tulisan selanjutnya.

Demikian tulisan dalam merumuskan latar belakang dalam menyusun PTK. Semoga bermanfaat.

Catatan : 
Tulisan ini bukan bermaksud menggurui atau seolah saya lebih tahu, tapi ini lebih bersifat sharing. Mohon masukannya untuk yang lebih ahli dalam penyusunan PTK. Hatur nuhun.

Skor Ujian Sekolah IPS SMPN 1 Cikeusal

Nilainya kecil - kecil, tapi lumayan lah dibanding sekolah lain di Rayon 5. Mangga dilihat ...
Ruang 9

Ruang 6

Hasil US Ruang 5

Ruang 4

Ruang 3

Ruang 2

Ruang 1

Ruang 7

Ruang 11

Ruang 12

Ruang 13

Panduan Praktis Menyusun Laporan PTK

Menyusun Laporan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) mungkin gampang - gampang susah. Bagi mereka yang sudah berpengalaman, pekerjaan ini tentu tidak terlalu sulit. Tapi bagi yang baru merasakan menyusun PTK, mungkin akan mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang muncul biasanya mengenai teknis penulisan, mulai dari sistematika, apa saja yang harus disajikan, dan bagaimana menyajikannya.
Menyusun Laporan PTK
Tulisan ini mencoba memberikan panduan secara praktis, tentang bagaimana sebuah Laporan PTK disusun atau disajikan menjadi sebuah laporan yang baik. Kemampuan menyusun PTK akan sangat bermanfaat terutama bagi para guru, selain untuk meningkatkan kulaitas pembelajaran yang ia laksanakan, juga bermanfaat untuk mengumpulkan angka kredit pada publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah menjadi hal wajib untuk guru PNS ketika hendak mengajukan kenaikan pangkat terutama untuk golongan III/b ke atas.
Karena PTK merupakan laporan penelitian, maka kaidah penulisan juga harus memenuhi kriteria penelitian pada umumnya. Secara umum, laporan penelitian berisi tiga bagian penting, yaitu 1) bagian awal, 2) bagian isi atau tubuh laporan, dan 3) bagian akhir. Bagian awal meliputi kelengkapan laporan seperti halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/grafik/gambar, dan daftar lampiran. Sedangkan pada bagian isi, umumnya memuat 5 bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metodologi Penelitian/Prosedur Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian, dan Bab V Simpulan dan Saran. Pada laporan PTK, bagian isi ini bisa dimodifikasi menjadi empat bab, yaitu dengan menggabungkan Bab I dan Bab II. Selanjutnya untuk bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran - lampiran.

Berikut penjelasan secara praktis penyusunan laporan PTK:

1. Bagian Awal Laporan PTK

Halaman Judul atau cover

Halaman judul atau cover biasanya berisi 1) Judul Penelitian, 2) Logo lembaga (jika diperlukan), 3) Nama peneliti, 4) Lembaga tempat peneliti bekerja, 5) tahun pembuatan laporan, dan 6) lain - lain yang dianggap perlu. Tapi pada umumnya hanya lima unsur di atas yang disajikan. Contoh Halaman Judul klik disini

Halaman Pengesahan

Halam ini berisi pengesahan oleh lembaga. Untuk PTK yang dibuat guru disekolah, biasanya disahkan oleh Kepala Sekolah yang diketahui oleh Pengawas Pembina jika akan dijadikan syarat kenaikan pangkat.

Kata Pengantar

Bagian ini berisi ucapan terimaksih kepada Tuhan YME serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan PTK.

Daftar Isi

Bagian ini memuat bab dan sub bab yang terdapat pada laporan penelitian lengkap dengan halamannya.

Daftar Tabel, Gambar, Garafik dan Lain - lain

Menyajikan daftar gambar, tabel dan sejenisnya yang terdapatpada PTK dilengkapi dengan halamannya.

Daftar Lampiran

Daftar lampiran berupa tulisan yang berisi tentang daftar lampiran apa saja yang disertakan dalam laporan PTK.

Abstrak

Abstrak merupakan intisari laporan penelitian. Absrtrak memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, hasil penelitian serta simpulan dan saran. Abstrak dibuat dengan bentuk narasi satu halaman. Kisaran kata pada lembaran abstrak antara 300 - 500 kata dengan pengetikan ukuran satu spasi. Abstrak juga memuat kata kunci terkait dengan penelitian. Penulisan abstrak pada laporan PTK bersifat opsional. Artinya boleh ada atau juga tidak ada.

2. Bagian Isi Laporan PTK


Laporan PTK memuat bagian isi meliputi Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Teori, Bab III Prosedur Penelitian Tindakan, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan Saran. Berikut penjelasan secara praktis bagaimana untuk menulis ,bagian - bagian tersbut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari  beberapa bagian antara lain :

a. Latar Belakang Masalah

Bagian ini memuat tentang masalah yang dihadapi oleh peniliti dalam kegiatan pembelajaran yang ia laksanakan dikelas. Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (das sollen) dengan kenyataan yang ada (da sein). Kesenjangan tersebut baik secara teoritis atau pun secara praktis. Peneliti menyajikan pengalaman atau pengamatan ia selama melakukan pembelajaran, dengan apa yang seharusnya terjadi.
Secara teknis, penulisan latar belakang pada dimulai dengan kalimat harapan atau yang seharusnya terjadi berdasarkan teori - teori yang yang mengenai permasalahan yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya pada paragraf berikutnya disajikan kenyataan - kenyataan yang dihadapi terkait fokus penelitian tersebut. Sajikan sebanyak mungkin fakta - fakta yang jauh dari harapan atau teori yang ada.
Paragraf selanjutnya, peneliti memilih fokus permasalahan dari beberapa identifikasi masalah yang sudah ia lakukan. Masalah yang dipilih tersebut akan dijadikan rumusan masalah.
Uraian mengenai bagaimana menulis Latar Belakang Masalah, step by setp akan diulas lebih lanjut pada artikel selanjutnya. (Baca Merumuskan Latar Belakang Dalam Menyusun Laporan PTK)

b. Rumusan Masalah

Rumusan masalah memuat masalah yang ingin dipecahkan berdasarkan pilihan dari identifikasi beberapa permasalahan yang disajikan pada latar belakang. Rumusan masalah disajikan dengan kalimat tanya berisi tentang asumsi, lingkup penelitian, alternatif tindakan, indikator keberhasilan dan cara penyelesaian masalah. Rumusan masalah terdiri dari rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus. Contoh rumusan masalah umum "Apakah penggunaan komik sebagai media pembelajara dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas III SDN Mongpok 1? Rumusan masalah khusus dapat berupa : 1). Apakah penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan yang utuh? 2). Apakah penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memadukan hubungan antarkalimat menjadi karangan yang padu dengan menggunakan kata sambung yang sesuai?. 3) Apakah penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan tanda baca secara benar dalam karangan?

c. Tindakan Yang Dipilih

Bagian ini berisi uraian secara tajam tentang tindakan yang dipilih atau alternatif tindakan yang akan dilaksanakan berdasarkan prioritas tindakan pemecahan masalah. Bagian ini bisa juga disebut sebagai Hipotesis Penelitian, yaitu berupa kalimat penegasan bahwa tindaka yang dilakukan akan berdampak signifikan terhadap fokus penelitian.

d. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian selalu mengacu kepada rumusan masalah yang disajikan. Jika rumusan masalah seperti contoh diatas, maka tujuan penelitian juga terdiri dari Tujuan Penelitian Umum dan Tujuan Penelitian Khusus. Maka Tujuan Penelitian Umum : Untuk mengetahui apakah penggunaan komik sebagai media pembelajara dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas III SDN Mongpok 1. Tujuan Khususnya yaitu 1). Untuk mengetahui apakah penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan yang utuh 2). Untuk mengetahui apakah penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memadukan hubungan antarkalimat menjadi karangan yang padu dengan menggunakan kata sambung yang sesuai. 3) Untuk mengetahui apakah penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan tanda baca secara benar dalam karangan.

e. Lingkup Penelitian

Bagian ini menjelaskan batas - batas tindakan yang dilakukan peneliti disertai alasan yang akurat mengapa dibatasi pada batasan tersebut.

f. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian harus memampu memberikan manfaat baik secara teoritis mau pun praktis. Maka pada bagian ini disajikan manfaat apa yang akan diperoleh jika penelitian dilaksanakan, manfaat secara praktis untuk peneliti, lembaga, dan pengambil kebijakan misalnya disajikan pada bagian ini.

Bab II Kajian Teori

Bagian ini berisi teori yang mendasari penelitian. Kajian teori mengungkap tentang apa, siapa, mengapa dan bagaimana teori yang digunakan terdahulu. Bagian ini bisa disusun dengan beberapa sub bab yang merupakan penjelasan tentang variabel - variabel yang terdapat pada judul penelitian. Misal judul PTK "Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Siswa Kelas III Melalui Penggunaan Komik Sebagai Media Pembelajaran di SD Mongpok I", maka pada kajian teori, sub bab yang akan muncul yaitu tentang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, Tentang Karangan, Tentang Media Pembelajaran dan Tentang Bagaimana Komik Bisa dijadikan sebagai media pembelajaran.

Bab III Prosedur Penelitian Tindakan

a. Setting Penelitian

Bagian ini memaparkan lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, teknik pengumpulan data, beserta deskripisi lainnya yang diperlukan.

b. Prosedur Penelitian

Pada bagian ini dijelaskan gambaran tindakan yang akan dilaksanakan pada setiap siklus. Tindakan dilaksanakan pada tahapan sebagai berikut : 
- Persiapan/Perencanaan Tindakan
Pada bagian ini dipaparkan persiapan yang dilakukan peneliti, misalnya obesrevasi awal atau pretest, membuat inbstrumen, membuat rencana pembelajaran dan lain sebagainya.
- Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini digambarkan bagaimana tindakan dilaksanakan secara rinci untuk masing - masing sikuls yang dilalui.
- Pemantauan dan Evaluasi
Bagian ini menguraikan prosedur pemantauan dan evaluasi tindakan , alat yang digunakan, beserta kriteria keberhasilan tindakan.
- Analisis dan Refleksi
Pada bagian ini peneliti melakukan analisis tentang tindakan yang sudah dilakukan, kemudian membandingkannya dengan kriteria yang sudah dibuat. Kelemahan - kelamahan yang ada pada setiap sikluis diidentifikasi kemudian dicarikan pemecahan masalah tersebut yang lebih bersifat teknis sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya. Jika kriteria yang sudah dibuat dianggap sudah tercapai maka penelitian dapat dihentikan dan hipotesis penelitian dapat dibuktikan.


Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi sajian hasil penelitian atau temuan penelitian setelah tindakan dilaksanakan. Tediri dari berapa sub bab. Sub bab muat tindakan yang dilakukan guru mulai dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus 2 dan seterusnya. Masing - masing siklus disajikan sesuai keadaan yang terjadi disertai refleksi yang dilakukan hingga pada kesimpulan untuk mengakhiri tindakan (siklus terakhir). Untuk lebih jelas, bagamana menyusun Bab IV, silahkan baca di artikel terpisah dengan klik disini.

Bab V Simpulan dan Saran

Simpulan berisi jawaban atas rumusan masalah atau hipotesis yang disajikan sebelumnya berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Simpulan disajikan ringkas dan tidak bertele - tele dengan jumlah simpulan disesuaikan pada jumlah rumusan masalah. Jika dalam rumusan amasalah atau tujuan penelitian terdiri dari tiga poin, maka simpulan akan terdiri tiga poin.
Saran adalah tindak lanjut yang diharapkan peneliti sebagai akibat dari adanya penelitian. Saran yang disajikan harus relevan dengan penelitian. Jumlah saran tidak dibatasi, tapi akan lebih baik jika saran ditujukan hanya kepada orang - orang yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.

3. Bagian Akhir Laporan PTK


Bagian akhir laporan terdiri dari dua komponen utama, yaitu Daftar Pustaka dan Lampiran. Daftar pustaka adalah daftar buku, artikel, jurnal atau dokumen lainnya, termasuk dokumen dari internet yang dikutip atau dipergunakan dalam memperdalam kajian teori penelitian. Daftar Pustaka tidak boleh asal - asalan, diketik sesuai kaidah penulisan karya ilmiah, dengan menuliskan nama pengarang, tahun terbit, judul buku/artikel/makalah/jurnal, Tempat Penerbitan dan instansi penerbit. Penulisan daftar pustaka biasanya memiliki banyak teknik penulisan. Penulis senidiri menulis daftar pustaka dengan contoh tulisan sebagai berkkut :

       Aqib, Zainal.2010. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendikia  
Selanjutnya lampiran yang diperlukan / digunakan untuk mendukung laporan PTK. Lampiran tersebut biasanya terdiri dari skenario tindakan / rencana pembelajaran, instrumen penelitian, rekapitulasi data, foto dan lain - lain yang dianggap perlu.
Untuk menutup laporan, biasanya pada halaman terakhir dilampirkan curiculum viate atau daftar riwayat hidup peneliti.

Daftar Pustaka :

Muslich Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Jakarta : Bumi Aksara

Jenis Publikasi Ilmiah dan Angka Kreditnya

Wacana kenaikan pangkat secara otomotis empat tahun sekali masih terus bergulir sejak tahun 2015 yang lalu. Namun sampai sekarang, wacana tersebut belum juga direalisasikan. Pola - pola lama masih digunakan yaitu dengan sistrem pengajuan angka kredit.
Dalam mengajukan kenaikan pangkat, seorang PNS akan dihitung angka kreditnya untuk menentukan apakah dia layak atau tidak untuk naik pangkat. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai - nilai butir kegiatan yang harus dicapai oleh guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatannya. Angka kredit kenaikan pangkat diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010. 
Angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat setiap golongan adalah sebagai berikut :
angka kredit untuk tiap golongan
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa setiap kenaikan pangkat atau golongan ruang harus memenuhi angka kredit kumulatif minimal. Misal, seorang PNS golongan III/a akan mengajukan kenaikan pangkat menjadi III/b, maka angka kredit kumulatif minimal yang harus ia miliki adalah 150. Angka ini diperoleh dari angka kredit kumulatif III/a ditambah dengan angka kredit yang baru minimal 50. Atau dengan kata lain, seorang PNS golongan III/a yang ingin naik pangkat harus mengumpulkan minimal 50 poin angka kredit. Dari golongan III/b ke golongan III/c, maka harus mengumpulkan 50 poin angka kredit juga. Sedangkan jika ingin naik pangkat dari III/c ke III/d, angka kredit yang harus diperoleh untuk mencapai Angka Kredit Kumulatif Minimal 300 berarti harus mengumpulkan tambahan angka kredit sebesar 100 poin. Begitu seterusnya.

Angka kredit yang diperoleh bersumber dari Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang diadakan setiap tahunnya. Namun, yang harus menjadi perhatian, selain angka kredit dari PKG, PNS guru untuk golongan III/b ke atas diwajibkan melaksanakan Publikasi Ilmiah atau Karya Inovatif. Angka kredit minimal untuk Publikasi Ilmiah tiap golongan adalah sebagai berikut :
Tabel Keawjiban Publikasi Ilmiah Untuk Setiap Golongan
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk golongan III/a tidak diwajibkan membuat publikasi ilmiah. Sedangan golongan III/b harus mengumpulkan 4 poin angka kredit Publikasi Ilmiah untuk bisa naik pangkat ke III/c. Berikutnya untuk golongan III/c harus mengumpulkan 6 poin angka kredit kumulatif untuk Publikasi Ilmiah jika akan mengajukan kenaikan pangkat ke III/d. Begitu seterusnya.

Selanjutnya mungkin akan timbul pertanyaan, Jenis Publikasi Ilmiah seperti apa yang akan mendapatkan poin angka kredit?. Publikasi Ilmiah yang akan mendapat angka kredit menurut Juknis Permendiknas No. 35 Tahun 2010 adalah sebagai berikut :

1. Presentasi pada Forum Ilmiah, yaitu :

a. Sebagai narasumber pada seminar atau lokakarya ilmiah, angka kreditnya adalah 0,2.
b. Menjadi narasumber pada koloqium atau diskusi ilmiah, angka kreditnya 0, 2.
Selanjutnya bukti fisik yang dinilai / harus dipersiapkan adalah :
a. makalah yang sudah disajikan pada pertemuan ilmiahdan telah disahkan oleh kepala sekolah/madrasah
b. Surat keterangan dari panitia seminar atau sertifikat/piagam dari panitia pertemuan ilmiah.

2. Publikasi Ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal, meliputi :

a. Karya Tulis berupa laporan hasil penelitian :

  • Laporan hasil penelitian yang diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku ber ISBN dan telah mendapat pengakuan BSNP, angka kredit yang diperoleh 4, dengan bukti fisik buku asli atau fotocopi yang menunjukan keterangan nama penerbit, tahun terbitan, serta nomor ISBN. Jika buku tersebut diedarkan secara nasional, harus disertakan pernyatan dari penerbit. Jika telah lulus penilaian BNSP, maka harus ada keterangan yang jelas dari BSNP.
  • Laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah, diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah/jurnal ilmiah diedarkan secara nasional dan terakreditasi, angka kredit yang diperoleh  3, dengan bukti fisik majalah/jurnal asli atau fotokopi yang menunjukan adanya nomro ISSN
  • Laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah, diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah/jurnal ilmiah tingkat propinsi, angka kredit yang diperoleh 2, bukti fisik berupa jurnal yang disertai keterangan tentang tingkat penerbitan.
  • Laporan hasil penelitian yang disusun menjadi artikel ilmiah, diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah/jurnal ilmiah tingkat kabupaten /kota, angka kredit yang diperoleh 1, bukti fisik berupa jurnal yang disertai keterangan tingkat penerbitan.
  • Laporan hasil penelitian yang diseminarkan disekolah/madrasahnya dan disimpan diperpustakaan, angka kredit 4, dengan bukti fisik makalah laporan hasil penelitian yang dilengkapi berita acara yang membuktikan bahwa hasil penelitian tersebut telah diseminarkan di sekolah / madrasahnya.

b. Makalah berupa tinjauan ilmiah dibidang pendidikan formal dan pembelajaran


Yaitu karya tulis guru yang berisi ide/gagasan penulis dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan pendidikan formal dan pembelajaran di sekolahnya. Angka kredit yang diperoleh 2, dengan bukti fisik berupa makalah asli atau foto kopi yang ditandatangani kepala sekolah dan disertai keterangan dari kepala perpustakaan bahwa arsip dari buku/jurnal/makalah tersebut disimpan diperpustakaan.

c. Tulisan ilmiah populer, yaitu tulisan yang dipublikasika di media masa.

  • tingkat nasional memperoleh angka kredit 2 dengan bukti fisik guntingan (kliping)  tulisan dari media masa tersebut. Jika foto kopi maka harus ada pernyataan dari kepala sekolah tentang keasliannya.
  • tingkat prpoinsi memperoleh angka kredit 1,5 dengan bukti fisik seperti di atas.

d. Artikel ilmiah dalam bidang pendidikan, 

yaitu tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan ilmiah dalam pendidikan formal dan pembelajaran disatuan pendidikan yang dimuat di jurnal ilmiah. Angka kredit untuk tingkat nasional 2, untuk tingkat propinsi 1,5, untuk tingkat kabupaten atau sekolah 1. Bukti fisik berupa jurnal yang disertai keterangan untuk tingkat jurnal bersangkutan.


3. Publikasi Buku Teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau buku pedoman guru


a. Buku Pelajaran terdiri dari :

  • Buku pelajaran yang lolos penilaian oleh BNSP mendapat angka kredit 6. Bukti fisik berupa buku asli atau foto kopi  disertai persetujuan BSNP dan nomor ISBN
  • Buku pelajaran yang dicetak oleh penerbit dan ber ISBN, besaran angka kredit 3.
  • Buku pelajaran yang dicetak oleh penerbit tetapi belum ber ISBN, besaran angka kredit 1.

b. Modul/diktat pembelajaran per semester

Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupasehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri. Kerangka isi modul umumnya terdiri dari :
  • petunjuk untuk siswa
  • isi materi bahasan (uraian dari contoh)
  • lembar kerja siswa
  • evaluasi
  • kunci jawaban evaluasi
  • pegangan tutor/guru jika ada
Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang dipersiapkan guru untuk mempermudah atau memperkaya materi.
  • Angka kredit modul/diktat yang digunakan tingkat propinsi yaitu 1,5.
  • Modul /diktat yang digunakan tingkat kabupaten/kota besaran angka kredit 1.
  • Modul/diktat digunakan disekolah besaran angka kredit 0,5.

c. Buku dalam bidang pendidikan 

Merupakan buku yang berisi pengetahuan terkait dengan bidang kependidikan. Angka kredit yang ber ISBN yaitu 3, sedangkan yang belum ber ISBN 1,5. Bukti fisik berupa buku asli atau fotokopi disertai keterangan lain yang diperlukan.

d. Karya Terjemahan

Yaitu tulisan yang dihasilkan dari penerjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan. Besaran angka kredit 1, dengan bukti fisik buku asli atau fotokopi dilengkapi dengan keterangan yang dibutuhkan.

e. Buku Perdoman Guru

Adalah buku tulisan guru yang berisi rencana kerja tahunan guru. Angka kredit yang diperoleh adalah 1,5. Bukti fisik berupa Makalah Rencana Kerja (Pedoman Kerja Guru) yang secara jelas menunjukan nama penulis dan tahun rencana kerja tersebut dilakukan. Makalah harus dilengkapi dengan pernyataan keaslian dari kepala sekolah beserta lampiran yang diperlukan.

Demikian beberapa publikasi ilmiah yang bisa digunakan untuk memperoleh angka kredit sebagai syarat kenaikan pangkat atau golongan. Biasanya yang sering digunakan guru dan tergolong relatif mudah adalah menyusun PTK atau Pedoman Guru. 

Semoga bermanfaat.
Referensi : Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya

Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Bagi yang sedang mencari Undang - Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, silahkan download link di bawah ini.
Undang - undang ini mengatur tentang semua hal terkait dengan pelaksanaan pemerintah desa seperti tentang Syarat - syarat Calon Kepala Desa, Pemberhentian Kepala Desa, Perangkat Desa, Kewajiban Desa, Keuangan Desa dan lain sebagainya.


Peraturan lebih rinci tentang desa biasanya diatur lebih lanjut oleh peraturan daerah kota / kabupaten masing - masing desa.


Semoga bermanfaat.


Yuk Memperingati Hari Bumi!


Buka facebook saat mata masih ngantuk, saya mendapatkan ucapan selamat Hari Bumi dari tim facebook.  Saya penasaran tentang Hari bumi, langsung googling, dan hasilnya sebagai berikut.
Ternyata setiap tanggal 22 April penduduk seluruh dunia memperingati Hari Bumi.  Peringatan ini pertama kali dirayakan pada tahun 1970, yaitu ketika pertama kali hari bumi dideklarasikan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson. 
Terdapat beberapa fakta menarik dari peringatan hari bumi, seperti yang dikutip dari situs loop.co.id antara lain :

- Peringatan hari bumi dilaksanakan setiap tanggal 22 April karena dibumi utara baru mengalami musim semi dan di bumi selatan baru mengalami musim gugur
- Hari bumi memiliki bendera sendiri yang bernama Earth Day Flag yang dibuat oleh John Mc Conell.  Bendera berwarna biru langit dengan gambar bumi ditengahnya. 
bendera hari bumi
- Hari bumi bermula dari protes warga Amerika terhadap polusi udara.  Mereka menginginkan udara dan air yang bersih. 
- Hari bumi adalah hari raya non keagamaan yang dirayakan oleh seluruh dunia.  Lebih dari 175 negara merayakan hari bumi.
- Banyak cara yang dilakukan dalam memeringati hari bumi.  Setiap negara memiliki agenda sendiri - sendiri dalam memperingatinya.

Nah, itu beberapa fakta tentang hari bumi.  Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk ikut serta merayakan hari bumi selain mengkampanyekan peringatan ini di media sosial dan sejenisnya.  Situs alamendah.org menyarankan beberapa tindakan nyata dalam memperingati hari bumi.  Apa sajakah itu? 

1. Hemat energi, terutama energi yang bersumber dari fosil karena akan berdampak pada efek rumah kaca.
2. Kurangi plastik, karena plastik sangat sulit terurai sehingga menjadi masalah lingkungan tersendiri.  Walau plastik bisa di daur ulang, pemakaian plastik ternyata lebih banyak dan tidak seluruhnya masuk siklus daur ulang.
3. Kurangi konsumsi listrik dengan mematikan peralatan yang tidak perlu dan mencabutnya dari stop kontak karena tanpa disadari peralatan yang terhubung masih mengkonsumsi listrik
4. Tanam pohon,  karena pohon begitu banyak memberikan manfaat bagi lingkungan dan juga manusia.  Selain penghasil oksigen, pohon juga berperan dalam mengurangi dampak pemanasan global.
5. Daur ulang limbah elektronik,  karena limbah elektronik mengandung banyak zat berbahaya bagi lingkungan seperti mercury,  timbal dan zat kimia lainnya.  Kumpulkan limbah elektronik tersebut pada penampungan khusus.
6. Dukung penggunaan energi terbarukan sehingga kita tidak bergantung kepada energi berbasis fosil yang tidak ramah terhadap lingkungan.

Itu beberapa saran dari situs alamendah.org sebagai wujud aksi nyata memperingati Hari Bumi.  Setujukah dengan saran di atas? Yang jelas, karena bumi merupakan tempat tinggal kita,  maka kita harus mampu menjaga nya dengan baik.  Jangan rusak lingkungan sekitar kita.

menanam pohon atau berkebun, aksi nyata menjaga bumi kita
Selain beberapa langkah di atas, yang terpenting dalam memperingati hari bumi ini adalah dengan merubah pola pikir kita agar lebih menghargai kelestarian lingkungan.  Banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan seperti tidak membuang sampah sembarangan misalnya, membawa tempat khusus barang belanjaan ketika ke minimarket, menghemat penggunaan air, dan lain sebagainya.  Lakukan dari hal - hal kecil yang sanggup kita lakukan. Jika masih banyak ruang kosong dirumah kita, buatlah lebih hijau dengan menanam pohon,  bunga atau sayuran.

Yuk kita dukung peringatan hari bumi dengan tindakan nyata. Selamat Hari Bumi.

Daftar Peserta PLPG / Sertifikasi Kabupaten Serang 2016

sumber :www.maribelajarbk.web.id
Untuk rekan - rekan yang sedang mencari informasi daftar Peserta PLPG Kabupaten Serang Tahun 2016, berikut daftar tersebut seperti yang terdapat pada link dibawah ini.
Berdasarkan edaran yang ada, calon peserta PLPG/Sertifikasi Kabupaten Serang 2016 akan mendapatkan pengarahan atau sosialisasi selama dua tahap atau gelombang. Gelombang pertama pada Hari Selasa tanggal 26 April 2016. Untuk nama - nama Calon Peserta Sertifikasi Kabupaten Serang 2016 gelombang satu dapat dilihat pada link dibawah ini :

Daftar Nama Peserta Sosialisasi Sertifikasi Dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang Tahun 2016

Sedangkan gelombang kedua sosialisasi akan dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 27 April 2016. Untuk nama Calon Peserta Sertifikasi Kabupaten Serang 2016 gelombang dua dapat dilihat dibawah ini :

Daftar Nama Peserta Sosialisasi Sertifikasi Di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang Tahun 2016 Gel. 2

Pada tahap sosialisasi, Calon Peserta Sertifikasi Kabupaten Serang 2016 akan mendapatkan pengarahan dari instansi terkait. Berikut jadwal acaranya untuk kegiatan sosialisasi tersebut :

Lampiran Acara
Undangan Sosialisasi

Daftar Calon Peserta Sertifikasi Kabupaten Serang 2016 tersebut merupakan daftar nama yang sudah diverifikasi berdasarkan aplikasi AP2SG atau yang terdapat di situs www.sergur.kemdiknas.go,id. Melalui situs tersebut, kita juga dapat mengetahui nilai UKG tahun 2015. Untuk mengetahui nilai UKG tahun 2015, yaitu dengan memasukan NUPTK yang kita miliki. Langkahnya sebagai berikut :
1. Buka situs http://sergur.kemdiknas.go.id/
2. Klik Link "Daftar Calon Peserta"

3. Masukan nomor NUPTK yang kita miliki
4. Hasil yang akan muncul sperti gambar dibawah ini :


Semoga bermanfaat. Mangga dishare supaya tidak ada rekan - rekan yang ketinggalan informasi.

Situs Patapaan Sultan Hasanudin

Situs patapaan Sultan Hasanudin adalah situs purbakala yang berada di Desa Nagara Kecamatan Kibin Kabupaten Serang.  Situs ini berupa tumpukan batu yang diduga dijadikan tempat "pangrereban" atau tempat bertapa Sultan Hasanudin (Sultan Kerajaan Islam Banten).
kursi bulat
Kursi Bulat

Kursi bulat tersebar dibebarapa titik mengitari lokasi

altar atau mungkin meja
 Bangunan ini selain berupa tumpukan batu dengan ukuran sedang, juga terdapat batu yang berfungsi sebagai kursi dan meja. Kursi - kursi tersebut berbentuk bulat mengelilingi sebuah kursi masif (altar)  memiliki bentuk berupa candi dengan bentuk persegi panjang untuk duduk bersila, sedangkan kursi bulat yang mengitari memiliki ketinggian yang lebih rendah sehingga tatanan bentuk tersebut mengesankan sebagai tempat pertemuan.
Penjaga situs
Menurut petugas situs, Hasan Basri, situs ini belum dapat dipastikan kapan pertama kali dibangun karena belum adanya penelitian yang pasti. Kesimpulan sementara situs ini dibangun pada masa sebelum adanya Kesultanan Banten. Karena bentuknya seperti punden yaitu tempat pemujaan pada masa megalitikum, maka diperkirakan situs ini merupakan peninggalan Megaltik.
Menurut pengakuan Bapak Hasan,  situs ini baru dikelola pemerintah sekitar tahun 90-an.  Sebelumnya,  banyak barang - barang yang sudah hilang karena diambil oleh masyarakat sekitar termasuk batu - batu yang banyak tersebar di tempat tersebut beberapa truk dimanfaatkan untuk membangun jalan.
Jalan menuju lokasi
Saat ini,  situs tersebut dijadikan cagar budaya yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Banten.  Selain dipagar, situs juga dijaga oleh petugas.  Namun sangat disayangkan, banyak tulisan - tulisan ulah tangan jahil pada batu - batuan yang terdapat pada situs.
Selain sebagai cagar budaya, situs ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat penziarahan.  Banyak yang berziarah ditempat ini agar permohonannya dikabulkan. Biasanya, para penziarah akan berdatangan ketika malam rabu.

Lanjut ke SMA atau SMK? Ini Pertimbangannya.


Dalam dunia yang semakin kompetitif, sekolah sebagai tempat dilaksanakannya proses pendidikan memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi muda untuk bisa bertahan hidup di masa yang akan datang.  Saat ini sekolah begitu menjamur berbagai jenjang dengan berbagai nama dan berbagai kekhasan tertentu.

Semut hewan mengagumkan yang dibutuhkan dunia

Semua pasti kenal semut karena dengan sangat mudah kita menjumpainya disekeliling kita.  Kebanyakan kita mengabaikan keberadaan mereka.  Tapi tahukah anda bahwa semut hewan mengagumkan yang sangat dibutuhkan oleh dunia.  Benarkah?? Mari kita lihat bagaimana semut bisa dikatakan sebagai mahluk yang mengagumkan.
1. Semut mampu mengangkat beban 50 kali berat badannya
Jika berat tubuh kita 60 kg,  maka 50 kali berat tubuh kita adalah 3000 kg.  Sanggupkah kita mengangkat beban seberat itu?  Atau bayangkan mengangkat sebuah mobil pikap. Pasti kita sepakat tidak akan sanggup mengangkatnya tanpa bantuan alat apa pun. Dan luarbiasanya, semut mampu mengangkat beban 50 kali dari berat tubuhnya.
2. Semut menempati hampir seluruh penjuru dunia
Dimana pun dipenjuru bumi ini, pasti kita akan menemukan semut. Semut mendiami hampir seluruh sudut dunia termasuk dipadang pasir.  Semut tidak bisa ditemukan hanya di Benua Antartika.
3. Jumlah semut sangat banyak
Pernah menghitung jumlah semut yang ada disekitar rumah kita?  Tak terhitung bukan?  Benar sekali, jumlah semut sangat banyak terdiri dari berbagai spesies.  Penelitian yang ada menyebutkan bahwa
diperkirakan lebih dari 1 kuadriliun (10.000.000.000.000.000) jumlah semut yang ada dibumi. 
4. Semut berjalan sangat cepat dan berjalan sepanjang hari
Semut berjalan dengan kecepatan   2 inci perdetik. Dalam perspektif kita, tampaknya itu sangat lambat.  Mari kita lihat lebih dalam.  Jika semut berjalan selama 12 jam, maka jarak yang sanggup ia tempuh 7200 kaki atau setara 1 1/3 mil.  Tampaknya tidak luar biasa. Tapi coba kita bandingkan jarak tersebut dengan panjang tubuh mereka.  Jarak tersebut 365.760 kali panjang tubuh mereka. Jika dibandingkan manusia, maka jarak tersebut sama dengan 415 mil yang harus ditempuh dalam 12 jam. Untuk menempuh jarak tersebut manusia harus berlari dengan kecepatan 34 km/jam tanpa henti selama 12 jam. Sanggup?
5. Semut dapat berbicara
Dalam Alquran surat An-Naml ayat 18 , disebutkan bahwa semut berbicara saat tentara Sulaiman akan melintas. Mungkin kita berpikir ini hanya bualan.  Tapi faktanya,  penelitian terbaru membuktikan kebenaran Alquran seperti yang dimuat Science Magazine tanggal 6 Februari 2009. Penelitian tersebut berhasil mengungkap bahwa teknologi audio yang canggih telah meneliti dan menemukan kesimpulan bahwa semut - semut secara rutin berbicara satu sama lain. Menggunakan microfon dan speaker mini yang canggih yang ditempatkan dalam sarang mereka, diketahui bahwa ratu semut memberi intruksi kepada pekerja mereka. Penjelasan lebih lengkap baca www.makintau.com.
Selain beberapa keajaiban di atas, masih banyak fakta lain yang begitu mengagumkan dari semut.  Silahkan baca 50 fakta tentang semut.
Mengapa dunia membutuhkan semut?
1. Semut adalah pengurai yang baik
Semut berperan penting dalam menjaga ekosistem terutama sebagai pengurai makanan.  Jutaan ribu ton sampah organik diurai oleh semut menjadi unsur hara yang bermanfaat bagi tumbuhan.  Semut merupkan pembersih alami.  Dengan adanya mereka, ekosistem berjalan dengan sempurna.
2. Semut membantu penyerbukan
Dalam perkembangbiakan tumbuhan, semut memegang banyak peran penting,  diantaranya adalah membantu penyerbukan karena aktifitas semut. Semut juga menyebarkan bebih - benih tumbuhan ke berbagai lokasi.
3. Semut menjadi contoh bagi manusia
Peran ini akan berarti bagi mereka yanh mau belajar dari semut.  Banyak hal yang bisa kita pelajari,  mulai dari bagaimana membangun sistem organisasi yang tangguh,  kerjasama yang baik,  kerja keras, dan juga untuk bisa saling menghargai satu sama lain.  Amatilah semut,  perhatikan apa yang mereka lakukan.  Luar biasa bukan?  Banyal hal yang dapat kita pelajari dari mereka.
Sebetulnya masih banyak alasan lain mengapa dunia membutuhkan semut.  Silahkan pikirkan sendiri.  Tulisan ini hanya untuk mengingatkan kita betapa tuhan menciptakan segala sesuatu tanpa kesia-siaan. Allahu'alam.

Mengapa siswa mencontek pada saat ujian?

Apakah anda pernah mencontek??  Mungkin sebagian besar menjawab iya.  Mencontek seolah menjadi suatu hal yang lumrah ketika diadakan ujian.  Padahal, bahaya laten mencontek begitu besar. Mental curang terbentuk sedikit demi sedikit dari aktifitas mencontek dan lambat laun menjadi sebuah karakter.  Kecurangan di anggap suatu hal yang biasa dalam mencapai sebuah tujuan.  Akhirnya, ketika dewasa, mereka (pencontek)  menjadi para koruptor yang pintar memanipulasi demi keuntungan pribadinya. Pejabat korup itu adalah buah dari pola pendidikan yang ia terima termasuk dari kebiasaannya mencontek di sekolah.
Lalu mengapa siswa mencontek pada saat ujian.  Banyak alasan mengapa mereka mencontek, berikut sebagian di antaranya menurut pengamatan penulis :
1. Menginginkan nilai yang besar
Motivasi terbesar pelaku mencontek adalah ingin mendapatkan nilai maksimal agar mendapat pujian/penghargaan atau rangking kelas.  Pelaku melakukan berbagai cara termasuk mencontek saat ia tidak mampu menjawab soal - soal yang ada. Biasanya pelaku sadar apa yang dilakukannya salah, namun motivasi yang besar untuk mendapatkan penghargaan dengan nilai bagus menjadikannya menghalalkan berbagai cara.
2. Tidak percaya diri
Adakalanya siswa mampu menjawab soal namun hati nya ragu apakah jawabannya benar atau salah.  Dan ketika melihat teman sebelah,  jawabannya berbeda.  Hal ini membuat semakin ragu dan tidak percaya diri dengan apa yang sudah dijawab.  Ujungnya ia mencontek pada catatan untuk memastikan kebenaran atas jawaban tersebut.
3. Materi tidak dikuasai karena terlalu sulit dipahami
Pada mata pelajaran tertentu, kadang siswa sulit memahami apa yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran.  Menurutnya materi terlalu sulit.  Ketika ujian tiba terkait materi tersebut, akhirnya ia menyiapkan catatan untuk dijadikan alat mencontek. 
4. Malas belajar/persiapan yang kurang
Penyakit terbesar yang terdapat pada manusia adalah rasa malas.  Termasuk dalam hal belajar atau mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian.  Persiapan yang kurang akhirnya berujung pada aktivitas mencontek dalam menjawab soal - soal ujian.
5. Tuntutan yang berlebih
Sebagai siswa,  kadang mereka mendapatkan tuntutan lebih dari berbagai pihak.  Sekolah menuntut agar mereka memperoleh nilai di atas kkm.  Orang tua menuntut agar ia memperoleh peringkat kelas.  Dan mungkin juga tuntutan untuk mendapat penghargaan dari teman - temannya.  Pada saat ia sadar kemampuannya belum maksimal, maka untuk memenuhi berbagai tuntutan tersebut,  cara tidak terpuji seperti mencontek pun ia lakukan.
6. Rendahnya kesadaran bahaya mencontek
Rata - rata pelaku mencontek tidak sadar perilaku curangnya tersebut bisa menjadi karakter yang mendarah daging di dalam hidupnya. Karakter ini lah yang pada akhirnya nanti merusak sistem dalam lingkup yang lebih luas pada kehidupan bermasyarakat atau bernegara.  Hasil akhir dari mencontek contohnya adalah pejabat korup.  Kebanyakan siswa atau bahkan guru tidak menyadari hal tersebut.
7. Keimanan yang masih kurang
Setiap agama pasti mengajarkan tentang berbuat jujur. Jika setiap pemeluk agama menjalankan agamanya dengan benar, maka ia tidak akan mencontek karena kegiatan itu adalah bagian dari perbuatan tidak jujur atau curang yang nanti mendapatkan balasan karena berdosa.
8. Pengawasan yang kurang ketat
Pada saat ujian berlangsung,  biasanya terdapat pengawas yang bertugas mengawasi ujian agar tidak terjadi kecurangan.  Tapi tidak jarang,  pengawas ujian lalai dan memberi peluang siswa untuk mencontek. 
Nah, itulah beberapa alasan mengapa siswa mencontek berdasarkan pengamatan penulis.  Silahkan untuk menambahkan alasan lainnya jika ada.  Semoga bermanfaat. 
Allahu'alam.